Permusuhan – Dari mana semuanya bermula.
Memang menyedihkan, untuk memahami permasalahan yang kita hadapi di masa kini, kita harus melihat bagaimana asal mulanya semua permusuhan yang ada. Moga-moga setelah memahami sejarahnya, kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Sebelum melanjutkan, adalah penting untuk kita datang tanpa prasangka keagamaan; tetapi, marilah kita belajar dari landasan yang kita miliki bersama. Adalah baik untuk kita mempertimbangkan apa saja yang merupakan prasangka keagamaan kita. Tidak kira apa latar belakang religius kita, namun sekiranya kita datang dengan prasangka yang tertentu, contohnya, terhadap orang Muslim, Kristen atau Yahudi, maka akan sulit bagi kita untuk mengalami dan membagi terang kebenaran dan pewahyuan. Prasangka kita membuat kita sendiri terus berada di dalam kegelapan.
Mari kita mulai dengan melihat lebih dekat pada Al Quran. Hal pertama yang Anda lihat adalah pewahyuan-pewahyuan di kitab ini bukanlah diberikan lewat seorang pahlawan perang, karena Anda akan mendapati bahwa kebanyakan pewahyuan yang diberikan adalah sebelum Nabi Muhammad SAW terlibat di dalam perang. Terdapat dua periode di dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Periode lebih awal di Makkah dan kemudian di Madinah. Selama periode Makkah, Nabi tidak terlibat di dalam operasi militer; Nabi tidak mempunyai pasukan pada waktu itu. Beliau sama sekali tidak mempunyai apa-apa pada waktu itu; banyak wahyu-wahyu di dalam Al Quran diberikan kepadanya di periode ini 1.
Periode berikutnya, i.e periode Madinah adalah periode di mana Nabi memulai kegiatan militernya. Terjadi banyak pertempuran dengan orang Makkah pada waktu itu.
Sayangnya, tampaknya unsur tambahan militer ini menyusup secara meluas ke dalam Islam. Tidak lama setelah Nabi Muhammad SAW wafat, sahabat-sahabat Nabi (sebagaimana mereka disebut) mengambil alih kepemimpinan militer yang berakibat dengan penyebaran Islam lewat pedang. Sayangnya, adalah suatu fakta yang diketahui umum bahwa orang dimenangkan ke dalam agama Islam, bukanlah oleh pemberitaan; tapi dalam kebanyakan kasus, dipaksa ke dalam Islam melalui kekerasan; suatu pertobatan oleh pedang. Jadi, tidak lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, sahabat-sahabatnya menjadi panglima-panglima angkatan perang yang maju ke pelbagai tempat. Itu terjadi di tahun 632 Masehi, tahun wafatnya Nabi, dan seterusnya.
Di sisi lain, Kekristenan berkembang terus; dari waktu Isa Al-Masih dan para rasulnya sampai ke akhir abad ke-3, para pemimpin kebanyakannya adalah orang Yahudi. Namun, setelah itu, gereja-gereja didirikan oleh orang non-Yahudi seperti Yunani, Romawi, dan sebagainya.
Jadi, tidak kira ke mana angkatan Muslim maju, mereka menemukan negara Kristen. Di waktu itu, Afrika Utara adalah negara Kristen, Palestina (apa yang menjadi Israel hari ini) dan Suriah, semuanya adalah negara Kristen. Jadi, ke mana saja majunya pasukan Muslim, mereka masuk ke dalam wilayah orang Kristen. Alkibatnya, tentu saja adalah pertempuran dengan pasukan Kristen. Itulah titik mulanya permusuhan di antara dua agama ini.
Tentu saja, pasukan Muslim jauh lebih berhasil karena pasukan Kristen tidak dilengkapi untuk bertempur. Lagi pula, semua negara ini telah menjadi Kristen selama berabad-abad, sebelum bahkan Islam ada. Nabi Muhammad SAW dilahirkan di akhir abad yang ke-6 – di waktu itu, Kekristenan sudah tersebar ke seluruh dunia. Jadi, Islam datang sebagai agama baru, berusaha untuk mengusir Kristen keluar dari wilayah-wilayah yang telah mereka dirikan.
Pasukan Muslim memang sangat berhasil secara militer. Mesir hari ini adalah negara Muslim padahal dulunya Kristen. Begitu juga dengan sebagian besar Timur Tengah – semuanya Muslim. Dulunya Afrika Utara semuanya Kristen, dan sekarang semuanya Muslim. Pergerakan militer berkembang terus ke wilayah timur. Kekristenan juga berkembang ke arah timur mengikuti Jalur Sutera ke China. Dan pasukan Muslim dengan cepat mengikuti dari belakang, menaklukkan segala sesuatu di depan mereka.
Hasilnya tentu saja adalah permusuhan saat kaum Kristen bereaksi: Hal yang menggangu Kekristenan Eropa adalah bahwa Islam sekarang menempati Yerusalem dan semua tempat-tempat yang dianggap suci. Hal ini terlalu sulit untuk diterima oleh kaum Kristen. Yang terjadi setelah itu adalah Perang Salib yang terkenal itu. Paus berusaha untuk menambahkan pasukan-pasukan untuk mengusir kaum Muslim dari apa yang dianggap sebagai tempat-tempat suci Kristen. Bagi orang Kristen, kaum Muslim adalah orang kafir, orang tidak percaya yang sekarang menduduki Yerusalem – tempat di mana Yesus mati dan tempat munculnya Gereja.
Dengan memahami sedikit dari sejarah ini, Anda dapat memahami dari mana permusuhan itu muncul. Perang Salib bermula 400 tahun setelah mulanya Islam. Perang Salib berpuncak di sekitar abad 11 and 12. Terdapat banyak sekali perang-perang salib (Crusades); bukan hanya satu. Satu demi satu perang salib bemunculan yang merupakan episode-episode yang mengerikan.
Bagi Kekristenan, hal ini adalah sesuatu yang sangat mengaibkan. Kaum Kristen telah mengabaikan prinsip-prinsip Kitab Suci, dan berperang demi ide-ide mereka sendiri tentang Kekristenan Barat. Pada waktu itu, Kekristenan sangatlah korup; suatu hal yang sangat mengaibkan. Kekristenan telah mundur dan diwarnai oleh perebutan kekuasaan, korupsi dan hal-hal semacam itu. Terdapat perseteruan di antara sesama, perebutan kekuasaan. Paus berusaha untuk memanfaatkan situasi untuk mencapai gol pribadinya, atau gol gereja Katolik Roma. Semuanya ini bukanlah suatu persoalan opini; hal-hal ini adalah fakta yang dapat Anda baca dari catatan sejarah.
Permasalahan dengan Kekristenan adalah terdapat suatu kecondongan ke arah pembusukan – pembusukan moral, terutamanya. Hal yang paling mengaibkan contohnya adalah di perang salib yang terakhir, orang-orang Kristen mulai mengkhianati sesama untuk memperoleh kekayaan dan status; dan ibu kota Kristen, Konstantinopel dijarah, bukan oleh orang Muslim, tapi oleh sesama Kristen! Hal yang sangat mengaibkan. Kota besar Kristen Konstantinopel dijarah dan dihancurkan oleh orang Kristen, jauh sebelum angkatan Muslim sampai di sana!
Tidak ada alasan untuk kaum Kristen membenarkan diri dan berkata, “Anda lihat, kaum Muslim yang memulainya.” Baiklah, mungkin saja, tapi orang-orang Kristenlah yang berperang dengan cara yang mengaibkan. Salah satu episode yang sangat memalukan adalah perang salib di bawah Richard yang berhati Singa (Richard the Lion-Hearted) saat dia menakluk kota Tirus dari kaum Muslim. Semua pasukan Muslim sebenarnya telah menyerahkan diri saat berhadapan dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk memang karena kota itu sudah dikepung. Ribuan prajurit Muslim telah menyerahkan diri; tapi saat mereka menanggalkan persenjataan, Richard the Lion-Hearted membunuh semuanya! Ribuan prajurit yang tidak memegang senjata dibantai! Ribuan! Dia mengubah air menjadi darah.
Kemudian, kita membaca bagaimana kaum Muslim membalas dengan melakukan hal yang sama pada pasukan Kristen yang menyerahkan diri. Tapi, tidak ada yang dapat menyangkal bahwa kaum Kristenlah yang memulainya. Sebelum itu, adalah suatu kebiasaan di mana saat pasukan menyerah, Anda melepaskan mereka sebagai suatu tanda kebesaran.
Permusuhan di antara keduanya menjadi semakin parah. Kita harus memahami alasan di balik semuanya ini untuk dapat memahami kepahitan dan kebencian, dan permusuhan yang begitu kental di antara kedua pihak. Jika tidak, kita tidak akan tahu apa permasalahan intinya. Berlatar belakangkan semuanya ini, Anda sekarang dapat memahami mengapa kedua pihak saling meremehkan dengan berkata, “Kitab Suci Anda sudah dikorupsi,” dan seterusnya.
Saudaraku, Kristen, Muslim dan Yahudi – umat Kitab – jika Allah tidak mengizinkan kita untuk memiliki Kitab-KitabNya, apakah kita akan memiliki semua Kitab Suci itu hari ini? Janganlah kita berkata, “Kitab kami,” atau “Kitab Anda.” Tidakkah kita punya mata untuk melihat semuanya adalah Kitab-Kitab SuciNya dan kita telah menimbulkan kekacauan dengan menafsirnya sesuai dengan kepentingan kita sendiri.
Marilah kita, dengan hati yang terbuka, mulai dengan perjanjian yang terakhir, Al-Quran. Marilah kita mulai mempelajari apa yang dikatakan oleh Al-Quran tentang Mesias, Yeshua ha’Mashiach, atau dalam bahasa Arab, Isa Al Masih.
Al Quran telah memanggil semua orang Yahudi untuk melihat bahwa Mesias Israel yang sejati telah datang; dia adalah Yesus di Perjanjian Baru (Injeel). Al Quran telah memanggil semua orang Kristen untuk melihat pada Yesus Kristus dengan perspektif yang benar. Dan yang terakhir, Al Quran juga telah memperkenalkan semua orang Muslim kepada Isa Al Masih.
Sahih International: [And mention] when the angels said, “O Mary, indeed Allah gives you good tidings of a word from Him, whose name will be the Messiah, Jesus, the son of Mary – distinguished in this world and the Hereafter and among those brought near [to Allah].
-Ingatlah! Ketika para malaikat berkata: “Maryam! Allah telah memberimu berita gembira mengenai sebuah firman dari Dia: namanya Isa Almasih, putra Maryam orang terhormat di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang dekat (kepada Allah).
2Surah Al-Imran 3.45
Referensi:
- 86 dari total 114 Surah adalah dari periode Makkah (Zarkashi, B. Al-burhan fi ‘ulum al-Qur’an, Cairo, 1958,Vol. 1, pp. 193-194)
- Ayat Al-Quran dalam bahasa Arab dan terjemahan bahasa Inggris bersumber dari http://corpus.quran.com, dengan ucapan terima kasih.
Ayat Al-Quran dalam terjemahan bahasa Indonesia bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.