Penulis: Sophia
Penulis ‘Vivre, a quoi ca sert’ (hidup, apa gunanya?), Soeur Emmanualle terpilih sebagai wanita paling favorit di hati orang Perancis. Dalam buku ini <Vivre, a quoi ca sert>, ia menggunakan ‘Renungan’ oleh matematikawan jenius, fisikawan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal sebagai poros utama untuk menyelidiki secara mendalam akan arti hidup. Penulis mengutip kata-kata Blaise Pascal “manusia hanyalah gelagah, benda yang paling lemah di alam, tetapi ia adalah gelagah yang berpikir”.
Ini mengingatkan saya pada sebuah artikel yang ditulis oleh penulis Cina, Bi Shu Min – <Lima Benda dalam Hidup>. Mengikuti alur pemikiran ini, saya memainkan permainan, <Lima Benda dalam Hidup> dengan siswa, aturan permainan ini adalah sederhana. Setiap orang diberi secarik kertas dan pena. Pertama, tuliskan <XXX tentang lima benda> di tengah atas kertas. Kemudian, tuliskan dalam urutan lima benda yang paling penting dan berharga dalam hidup. Setelah ini, coret satu benda pada suatu waktu, akhirnya hanya meninggalkan satu benda di atas kertas. Permainan ini seperti permainan pramuka/mata-mata, membantu Anda untuk memeriksa nilai-nilai Anda sendiri. Kelima benda bisa jadi makanan, air, uang, orang, hewan; ia bisa juga ideal rohaniah, obyektif dan lain-lain. Benda pertama yang bergegas ke dalam pikiran kita mungkin bukan benda yang kita ingin menghargai dan memiliki, tapi kita tahu itu adalah sesuatu yang penting untuk mendukung kehidupan. Sama seperti yang disebutkan oleh penulis “suatu pilihan memutuskan suatu jalan, dan pencapaian jalan ini akan menjadi jenis kehidupan? Yang paling penting, apa yang Anda inginkan? Apa jenis pilihan yang Anda inginkan?
Siswa menulis banyak benda termasuk ayah, ibu, air, Test for English Majors-band 8, uang, karir yang baik, pernikahan yang mengirikan hati dan bahagia dan sebagainya. Memang, ada segala macam benda yang luar biasa! Bagi dua siswa, benda terakhir yang tetap berada di atas kertas bukanlah sesuatu yang disebutkan di atas tapi ‘Allah’! Aku benar-benar senang; dalam dunia materialistis yang realistis, pilihan akhir yang paling berharga bagi manusia adalah masih Tuhan!
Kenapa Allah menciptakan Anda dan saya? Apa maksud ciptaan-Nya? Apa arti keberadaan kita dan kehidupan kita? Jam tangan memberitahu kita waktu, cangkir adalah untuk menahan air, lampu meja adalah untuk menerangi kegelapan, dan bahkan gelagah di samping sungai bisa ditenun untuk kegunaan dan dapat dibakar untuk menghangatkan kita. Apa lagi, kita adalah gelagah berpikir. Apa maksud Pencipta Allah dalam menciptakan kita begitu sangat indah?
<Quran> 7: 29 Katakanlah: “Tuhanku memerintahkan aku berlaku adil; hadapkanlah dirimu (kepada-Nya) pada setiap waktu dan tempat salat, dan berdoalah kepada-Nya dengan ibadah yang ikhlas hanya kepada-Nya semata; sebagaimana Ia menciptakan kamu pada mulanya, demikian juga kamu akan kembali.”
Ini adalah surah yang sangat menarik. Pada awalnya, ketika Tuhan menciptakan manusia, manusia bisa mencapai standar tersebut: manusia bisa mencapai ini dalam setiap ibadah: hadapkan diri mereka (kepada-Nya), berdoa kepada-Nya dengan ibadah yang ikhlas.
Namun, kita senantiasa ragu-ragu dalam hati kita: Tuhan adalah seperti seorang diktator, Dia telah menciptakan Anda dan karena itu Anda harus benar-benar mematuhi-Nya! Tradisi eksternal dan didikan keluarga telah mengajarkan kita untuk tidak memiliki keraguan apapun terhadap Tuhan; manusia harus bersujud diri dalam kekaguman-Nya dan tunduk kepada-Nya. Setiap kali ada keraguan dalam hati kita, kita selalu menekannya dan mengatakan kepada diri sendiri, “Tidak bisa ragu, harus bersikap tegas dan tidak mencurigai, jika tidak, tidak akan ada lagi iman! Namun, bagaimana kita bisa menipu Allah begitu mudah? Apakah Dia tidak tahu dengan jelas apa yang kita pikirkan dalam lubuk hati kita? Harap jangan disesatkan oleh tradisi kita sendiri!
Surah di atas memberitahu kita tiga poin kunci:
‘Mencipta’: Allah mula menciptakan semua makhluk hidup, kemudian hanya menciptakan manusia; ada urutan yang sangat jelas. Dia benar-benar mempersiapkan segala langit dan bumi, kemudian hanya meletakkan manusia di tengah untuk menikmati semua ini yang Dia telah ciptakan. (Silakan lihat <Quran> 2: 29). Allah menciptakan segala sesuatu bagi Anda dan saya, termasuk udara yang kita hirup setiap hari dengan bebas, hujan, sinar matahari, hewan, tumbuhan dan lain-lain (Silakan lihat <Quran> 14: 32-34). Semua ini menunjukkan kebaikan dan kemurahan Allah kepada kita. (Silakan lihat <Quran> 41: 10-12).
“hadapkan diri mereka (kepada-Nya)”: ini adalah kata-kata khusus untuk mengungkapkan hubungan yang sangat dekat, sangat intim, sangat rela, begitu terpesona, tidak bisa menahan tapi berlari kepada-Nya. (Silakan lihat <Quran> 6: 162).
“berdoalah kepada-Nya”: jelas ini adalah komunikasi dan bukan upacara ibadah (Silakan lihat <Quran> 2: 186). Saya ingat cerita berjudul “Laporan ini selesai”. Cerita ini adalah tentang seorang perwira militer yang baru saja datang untuk mengenal Tuhan. Pembimbingnya menyuruhnya ingat untuk mengatakan ‘Amin’ setiap kali ia mengakhiri doanya. Perwira itu kembali ke rumah dan sangat bersemangat karena panglima tertinggi-nya adalah benar-benar tidak layak disebut bila dibandingkan dengan Tuhan Pencipta. Selain itu, ini adalah kehormatan besar untuk mengenal Tuhan yang penuh kasih. Dengan demikian, ia berdoa kepada Tuhan, ia berbicara untuk waktu yang lama dan akhirnya, ketika ia ingin mengakhiri doanya, ia tidak bisa mengingat kata penutup diajarkan oleh pembimbingnya. Akhirnya, ia membuat langkah tersebut: meluruskan kakinya, mengangkat tangan untuk memberi hormat dan berkata, “Laporan ini selesai!”
<Quran> 10: 61 Dalam keadaan apa pun kamu, dan bagian apa pun yang kamu baca dari Qur’an, dan pekerjaaan apa pun yang kamu kerjakan, niscaya Kami manjadi Saksi ketika kamu sedang tekun melakukannya. Tak ada yang tersembunyi dari Tuhanmu seberat zarah pun, di bumi dan di langit; tak ada yang lebih kecil atau lebih besar itu, niscaya terekam jelas dalam Kitab.
10: 62 Ketahuilah, para wali Allah, mereka tak perlu khawatir, tak perlu sedih.
10: 63 Mereka yang beriman dan (selalu) bertakwa.
Tuhan adalah saksi untuk semua yang Anda lakukan: semacam hubungan intim persis seperti teman baik tidak terpisahkan. Tuhan tidak hanya mempertimbangkan semua kebutuhan kita ketika Dia menciptakan kita, Dia berharap untuk menjadi sahabat terbaik kita! Dia selalu di sisi kita sebagai pendukung dan saksi kita, Dia selalu mendorong kita, mengingatkan kita dan ini tidak sejenak, tapi selamanya. Ini adalah sejumlah besar kekayaan rohani! Mampu menghadapkan diri kita kepada-Nya, dan berdoa kepada-Nya dengan ibadah yang ikhlas karena kita tahu bahwa Dia adalah teman sanubari kita, memiliki hubungan hakiki yang begitu mendalam untuk mengarungi masa susah dan senang bersama-sama!
Apakah Tuhan yang kita percaya pada Tuhan yang penuh kasih seperti apa yang dinyatakan dalam Kitab Suci? Tuhan mengungkapkan maksud-Nya untuk menciptakan kita, Dia tidak mengawasi Anda dengan keras setiap hari dan jika Anda membuat kesalahan apapun, Dia tidak akan menampar Anda sampai mati, kalau tidak, kita mungkin sudah mati. Pada kenyataannya, Tuhan tidak hanya memelihara hidup kita, Dia bahkan memungkinkan kita untuk mendekati-Nya dan untuk mengenal-Nya, kesempatan untuk mengalami-Nya dan kasih karunia-Nya. Pernahkah Anda mengalami itu? Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menanggapi-Nya dan memuja-Nya?
Pada ketika ini, seorang siswa mengajukan pertanyaan: Saya menyembah Tuhan, orang lain tidak tahu dan tidak bisa mengomentari. Bukankah itu sesuatu antara saya dan Tuhan?
Kitab Suci memberi kita pembuktian yang baik, memungkinkan kita untuk melihat dengan jelas kondisi kita sendiri. Ini karena kita tidak menggunakan kata-kata Tuhan untuk memeriksa orang lain tapi pertama-tama kita harus memeriksa diri kita sendiri. Sebelum berbicara tentang ibadah, <Quran> 7: 29 juga menyebutkan soal lain: “Tuhan memerintahkan keadilan”. Apa hubungan antara doa dan memerintahkan keadilan? Dan apa hubungan antara kedua dengan ciptaan? Dalam konsep kita tentang tradisi, doa adalah yang paling penting, sedangkan apakah atau tidak untuk memerintahkan keadilan tergantung pada pengembangan hal-hal dan kondisi saat ini orang tersebut. Sekiranya ini adalah cara Anda melihat, maka Anda hidup dalam penipuan diri sendiri. Ini adalah karena Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa memerintah keadilan dan doa sama pentingnya di sisi Allah. Keduanya adalah perintah Tuhan. Tambahan pula, dalam surah ini, memerintah keadilan diletakkan sebelum doa, maka, kita tidak memiliki sebab dan alasan untuk menghindari dan melarikan diri dari perintah ini. Dengan kata lain, orang yang benar-benar menghadapkan dirinya kepada Allah, berdoa kepada-Nya dengan ibadah yang ikhlas pasti merupakan orang yang memerintahkan keadilan dan melakukan kebenaran ! Dalam kehidupan orang ini, ia tidak akan melakukan kejahatan kepada siapa pun karena ia dekat dengan Allah. Sebaliknya, jika seseorang tidak melakukan kebenaran dan tidak memerintahkan keadilan dalam hidupnya, maka pasti ia bukan penyembah Allah. Bahkan jika ia menyembah Tuhan, ini adalah palsu / berpura-pura karena tindakan yang sebenarnya adalah untuk menyangkal Tuhan benar yang ia sembah!
Kita bisa melihat bahwa tujuan Tuhan dalam menciptakan manusia jelas terlihat. Dia ingin menjadi teman sanubari dengan Anda dan saya dan setiap hari Dia terus menunjukkan kasih setia-Nya kepada kita. Apakah kita memiliki mata untuk melihat? Bagaimana berteman dengan Allah? Ada dua aspek:
Pertama, belajar firman Tuhan. Dari kata-Nya, kita menerima bimbingan dan memahami kehendak-Nya.
Kedua, berjalan dalam kebenaran. Gunakan hidup kita untuk mengalami dan menaati firman Tuhan. Mengapa Tuhan menjadi saksi kita? Berikut adalah artinya: dalam dunia kegelapan Anda menjadi saluran untuk menunjukkan keadilan Tuhan, untuk bersaksi kepada dunia akan kebenaran dan kuasa firman Tuhan! Untuk menjadi hamba benar Tuhan yang dimuliakan!
Apa pilihan kita? Apakah Anda bersedia untuk terus hidup dalam penipuan diri? Apakah Tuhan kita tidak tahu tentang ini? Dia rindu kita menjadi teman-Nya, untuk hidup tanpa rasa takut, tanpa kekuatiran. Jadilah teman Tuhan; mengejar kehidupan yang benar, suci, jujur, damai dan penuh kegembiraan!
____________________________________________________________________
Catatan: Semua ayat Al-Quran bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.