Orang-orang tiada beriman (Bagian 6)-Tanda-tanda Allah (I)

posted in: Penelitian Kitab Suci | 0

Penulis: Harris Abdullah

Dalam artikel sebelumnya ‘Orang-orang tiada beriman (Bagian 4), kami telah menyebutkan secara singkat tentang Isa Al-Masih sebagai Tanda Allah. Mereka yang membaca Al-Quran akan segera menyadari bahwa soal mengenai tanda-tanda telah disebutkan berulang kali. Ini hampir tidak dapat luput dari perhatian kita kecuali seseorang sengaja tidak ingin melihat. Hari ini kita akan mencoba untuk menguraikan soal berkenaan dengan tanda-tanda dan khususnya, Isa sebagai tanda Allah. Semua tanda-tanda diberikan baik secara langsung kepada manusia misalnya dalam Surah 41: 37  “Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya (āyātihi) , malam dan siang, matahari dan bulan……” atau lewat agen manusia misalnya para utusan seperti dalam Surah 57: 9 “Dialah Yang menurunkan kepada hamba-Nya bukti-bukti (āyātin) yang jelas…” dimaksudkan untuk menunjuk kepada Allah. Sesungguhnya secara jelas dikatakan dalam Surah 45: 3 “Sungguh di langit dan di bumi ada tanda-tanda (laāyātin) bagi mereka yang beriman.”

Ayat-ayat berikut berbunyi:

Surah 21: 91 Dan( ingatlah) dia, yang menjaga kesuciannya; Kami tiupkan ke dalam dirinya sebagian dari ruh Kami, dan Kami jadikan dia dan putranya suatu tanda (āyatan) bagi alam semesta.

Adalah menarik untuk diperhatikan di sini bahwa bukan hanya Isa adalah suatu tanda tapi Allah menjadikan kedua Isa dan Maryam suatu tanda bagi alam semesta (لِّلْعَـٰلَمِينَ ). Ini secara tegas mengacu pada kelahiran unik Isa yang dilahirkan oleh perawan Maryam sedemikian rupa bahwa dia adalah satu dari jenisnya sebagai suatu tanda bagi alam semesta. Tentu saja, hanya Isa sendiri adalah rasul. Agar bisa memahami ayat di atas lebih baik, kita bisa melihat ayat-ayat lain dalam Surah 29: 14, 15 tentang Nuh dan melihat bagaimana kita bisa mendapatkan persamaan antara ayat-ayat ini.

Surah 29: 14, 15 Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan ia tinggal bersama mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun; kemudian banjir besar melanda mereka sementara mereka (tetap) berlaku zalim. Tetapi Kami selamatkan dia dan para penumpang bahtera, dan Kami menjadikannya (bahtera) sebagai peringatan (tanda) bagi segenap umat manusia. 

Nuh membangun Bahtera atas perintah Allah. Nuh membawa Bahtera, tanda Allah ke dalam eksistensi. Maryam melahirkan Isa sesuai dengan rencana Allah. Bahtera itu adalah instrumen keselamatan di mana orang-orang yang menaiki Bahtera diselamatkan dari banjir besar. Sekarang Nabi Isa telah menjadi suatu tanda seperti bahtera itu. Dia adalah ‘bahtera’ yang menjadi instrumen Allah yang akan dapat menyelamatkan umat manusia dari penghukuman masa depan. Maka, dia adalah yang terpilih, korban yang sempurna membebaskan tawanan dari dosa seperti dalam Lukas 4:18, 19 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Oleh karena itu, adalah sangat jelas bahwa Nuh dan Isa adalah rasul-rasul yang menyeru orang-orang untuk bertobat.

Surah 7: 59 Kami mengutus Nuh kepada kaumnya; ia berkata: “Hai kaumku! Sembahlah Allah! Kenapa kamu mengambil sembahan selain Dia? Aku khawatir kamu akan mendapat azab pada suatu hari yang dahsyat.”

Injil Matius 4: 17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Persamaan selanjutnya ialah, Nuh dan Bahtera beliau (tanda keselamatan dari Allah) telah ditolak oleh orang. Begitu juga Isa (tanda Allah) juga ditolak oleh orangnya sendiri. Mereka menolak tanda-tanda Allah.

Surah 23: 26 (Nuh) berkata: “Tuhan! Tolonglah aku, karena mereka menuduhku berdusta.”

Surah 7: 64 Tetapi mereka mendustakannya. Kemudian Kami selamatkan dia dan mereka yang bersamanya di dalam bahtera. Dan Kami tenggelamkan mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami (biāyātinā) . Mereka benar-benar masyarakat yang sudah buta hati.

Injil Markus 6: 3, 4 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

Sebuah generasi baru manusia dilahirkan dari orang-orang yang menaiki bahtera (instrumen keselamatan dari penghakiman) setelah banjir besar. Apakah ini tidak memberi kita petunjuk tentang apa yang Allah ingin lakukan melalui Isa Al-Masih – untuk membangun sebuah generasi baru manusia, suatu ciptaan baru? Namun, Al-Quran menyebut bahwa tidak semua orang yang melihat tanda-tanda Allah sekarang bersedia menerimanya seperti apa yang terjadi di zaman Nuh? Apakah kondisi orang-orang yang menolak tanda-tanda Allah?

Surah 2: 99 Telah Kami turunkan kepadamu ayat-ayat (tanda-tanda)( āyātin) yang nyata dan tak ada yang mengingkarinya selain orang fasik.
Surah 7: 146 Akan Kupalingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku)
(āyātiya) mereka yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan. Dan kalaupun mereka melihat tanda-tanda (āyatin) tidak juga akan percaya dan kalaupun  mereka melihat jalan kebenaran, tidak juga akan menempuhnya . Tetapi kalau mereka melihat jalan yang serong itulah yang akan mereka tempuh. Yang demikian karena mereka mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami (biāyātinā) , dan itu mereka lalaikan.

Surah 39: 59 “(Jawabannya) ‘Tidak, ayat-ayat-Ku (āyātī) sudah disampaikan kepadamu, dan kau mendustakannya: menyombongkan diri, dan kau termasuk di antara mereka yang tiada beriman!” 

Orang-orang ini yang mengingkari digambarkan sebagai fasik (ٱلفسقون) dalam Surah 2: 99 dan menyombongkan diri. Ada kalanya, kita bertanya-tanya apakah deskripsi tersebut digunakan hanya untuk menggambarkan orang kafir. Anehnya, ada umat Muslim yang kami telah berbicara dengan juga menolak tanda Isa dengan angkuh seperti apa yang disebutkan dalam ayat- ayat di atas, dan mereka bahkan berkata bahwa mereka tidak perlu percaya pada Isa, mereka hanya perlu tahu bahwa Isa adalah rasul Allah, itu saja. Apa pun tentang Isa hanya sepele kepada mereka karena mereka sudah memiliki nabi Muhammad s.a.w. Apakah Anda melihat di mana saja dalam Al-Quran yang menyebut bahwa nabi Muhammad telah menggantikan nabi Isa? Mereka menyangkal tanda Allah dengan menawarkan alasan-alasan bodoh yang mereka sendiri harus menjawab kepada Allah pada hari perhitungan.

Orang-orang yang benar-benar beriman tidak membeda antara para rasul dan nabi-nabi yang bertentangan dengan praktek banyak orang yang menyebut diri mereka sebagai umat beriman – meninggikan beberapa dan meminggirkan yang lain. Isa yang merupakan tanda dari Allah adalah untuk ditaati. Kenapa sebagian umat Islam tidak mentaati Isa sekaligus menolak tanda Allah? Adakah karena mereka tidak pernah benar-benar takut kepada Allah, maka mereka memilih untuk tidak mentaati Isa? Surah 2: 285 berkata “Rasullullah telah percaya kepada apa yang diwahyukan kepadanya oleh Tuhannya, begitu juga orang-orang beriman, semua percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. “Kami tidak membedakan yang seorang dengan yang lain antara rasul-rasul-Nya,” Dan mereka berkata: “Kami dengar dan kami taat. Tuhan, ampuni kami, kepada-Mu juga kami kembali.” Juga Surah 3: 84 Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan suku-suku baka dan kepada (KItab-kitab) Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan: kami tak membeda-bedakan yang seorang dengan yang lain di antara mereka  dan kepada-Nyalah kami menyerahkan diri (dalam Islam). “

Ini berarti orang-orang yang mengklaim diri mereka sebagai umat Islam tidak mempunyai hak prerogatif untuk memilih rasul yang mana yang mereka mau percaya. Mereka tidak juga mempunyai hak untuk meninggikan beberapa dan merendahkan yang lain. Muslim sejati adalah orang-orang yang mendengar firman semua rasul sama ada Musa, Isa atau Muhammad dan mentaati mereka. Mendengar dan mentaati para rasul merupakan akidah dalam Islam. Apakah ini tidak jelas dinyatakan dalam Al-Quran? Bahkan, bukanlah pernyataan yang berlebihan untuk mengatakan bahwa umat Islam tertentu  memperlakukan nabi Isa dengan sedikit rasa hormat karena mereka menunjukkan kegelisahan apabila disebut nama nabi Isa apalagi menaati dia. Apakah ini soal sepele bahwa nabi Isa dibuat Kalimat Allah dan Roh dari Allah?  Tidakkah terlintas dalam pikiran mereka bahwa ada tujuan besar untuk menganugerahkan Isa  tingkat kepentingan seperti itu untuk memenuhi rencana Allah / Yahweh?

Ayat-ayat berikut mendeskripsikan lebih lanjut  kondisi orang-orang yang menolak tanda Allah:

Surah 6: 39 Mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami (biāyātinā) adalah tuli, bisu, – di tengah-tengah kegelapan. Siapa yang dikehendaki Allah dibiarkan-Nya ia dalam kesesatan; dan siapa yang dikehendaki-Nya ditempatkan-Nya di jalan yang lurus.

Surah 6: 46 Katakanlah: “Bagaimanakah jika Allah menghilangkan pendengaran dan penglihatanmu dan menutup mati hatimu; siapakah tuhan selain Allah yang dapat mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah bagaimana Kami menerangkan ayat-ayat ( l-āyāti) dengan berbagai (lambang) kemudian mereka berpaling.

Orang-orang yang menolak tanda-tanda Allah adalah tuli  dan bisu secara rohani. Mereka lebih suka kegelapan, jadi Allah mengambil pendengaran dan penglihatan mereka dan menyegel hati mereka. Siapa yang bisa mengembalikan semua ini kepada mereka selain dari Allah? Tambahan pula,  orang-orang ini mengikuti hawa nafsu mereka sendiri dan bukannya kehendak Allah seperti disebut dalam Surah 7: 176 Sekiranya Kami menghendaki niscaya dengan (ayat-ayat) itu Kami angkat dia, tetapi ia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah. Perumpamaan orang ini seperti anjing, jika kau halau ia menjulurkan lidah, atau jika kaubiarkan juga ia menjulurkan lidah. Itulah perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (biāyātinā). Maka ceritakanlah kisah-kisah ini supaya mereka berpikir. 

Lebih parah, mereka yang menolak tanda-tanda Allah dikatakan buruk  sebagaimana dalam Surah 7: 177 Sungguh buruk perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (biāyātinā); dan mereka menganiaya diri sendiri. Ketika seseorang dikatakan buruk, tidakkah ia berbagi karakter Iblis? Di mana Anda pikir Iblis akan berakhir?

Bagaimanakah mereka yang tuli dan bisu secara rohani memperlakukan tanda-tanda Allah? Mereka menyangkal tanda-tanda  (Surah 23: 105 “Bukankah ayat-ayat-Ku (āyātī) sudah dibacakan kepadamu tetapi ketika itu kamu mendustakannya?” (terjemahan oleh Yusuf Ali). “Bukankah ayat-ayat-Ku (āyātī) dibacakan kepadamu dan kamu sudah terbiasa menyangkalnya  (تُكَذِّبُونَ) ?” (terjemahan dari Sahih International Translation).

Di samping menyangkal, mereka memperolok- olokkan tanda-tanda itu yang mana Allah menganggap sebagai mengingkari/kafir (Surah 4: 140 Ia sudah mewahyukan kepada kamu dalam Kitab bahwa bila kamu mendengar orang mengingkari dan memperolok ayat-ayat Allah , janganlan kamu duduk-duduk dengan mereka, sebelum mereka beralih kepada pembicaraan lain. Jika tidak kamu sama dengan mereka. Allah akan menghimpun kaum munafik dan kaum kafir semua dalam neraka). Tambahan pula, Surah 6: 21 menyebut mereka mengada-adakan dusta tentang Allah (Siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang mengada-adakan dusta tentang Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sungguh tidak beruntung orang yang zalim). Lihat juga Surah 16: 105.

Kita akan melihat beberapa ayat dalam Al-Quran untuk mengetahui nasib orang-orang yang terus menolak tanda-tanda Allah. Tampaknya nasib orang yang menyangkal / menolak tanda-tanda Allah adalah yang terburuk seperti jelas dinyatakan dalam ayat-ayat berikut:

Surah 45: 11   Inilah bimbingan; dan bagi mereka  yang mengingkari ayat-ayat (biāyāti) Tuhan, azab yang keji.

Surah 34: 5  Tetapi mereka yang berusaha hendak melawan ayat-ayat Kami (āyātinā) dengan maksud menggagalkan, mereka itulah yang akan menerima azab, suatu hukuman yang amat hina. (juga lihat ayat-ayat : 3: 105, 34: 38, 22: 57, 6: 49, 30: 16, 16: 104)

Apa ini azab/siksaan pedih yang amat hina? Apa yang bisa lebih buruk daripada berakhir di neraka? Ayat-ayat berikut ini akan menjelaskan.

Surah 4: 56 Mereka yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami (biāyātinā) akan Kami masukkan ke dalam api neraka; setiap kali kulit mereka terbakar, Kami ganti dengan kulit lain, supaya mereka merasakan siksaan. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Surah 5: 10 Mereka yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat  Kami (biāyātinā) mereka itulah penghuni api neraka. (lihat juga Surah 22: 51, 5: 86, 64: 10).

Barangkali ada orang beriman mungkin berpikir bahwa: apa masalahnya jika mereka mengingkari tanda-tanda Allah karena mereka bisa mengimbangi dengan melakukan banyak perbuatan baik? Ini adalah kesalahpahaman yang mengerikan karena ayat-ayat berikut akan memberitahu kita sebabnya.

Surah 18: 103-106 103 Katakanlah: “Akan kami ceritakankah kepadamu tentang mereka yang paling rugi dalam amalnya? 104 Ialah mereka yang sesat usahanya dalam hidup di dunia ini, dan mengira mereka mengerjakan pekerjaan yang baik? 105 Mereka itulah orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (biāyāti) kebesaran Tuhan dan pertemuan dengan Dia (pada hari akhirat); akan sia-sia segala amal mereka, dan amal mereka pada hari kiamat tidak Kami hargai. 106 Itulah balasan untuk mereka; neraka jahanam, karena mereka ingkar, dan ayat-ayat-Ku (āyātī) serta rasul-rasul-Ku dijadikan olok-olok.

Surah 7: 147 Dan mereka yang telah mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami (biāyātinā) serta pertemuan hari akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Dapatkah mereka mengharapkan balasan, selain apa yang mereka kerjakan?

Apakah yang diberitahu kepada kita oleh ayat-ayat di atas? Mereka yang menolak tanda-tanda Allah dan memperolok-olokkan para utusan-Nya sebagai bahan tertawaan, tidak peduli apa yang mereka lakukan semuanya akan dibatalkan yakni sia-sia. Setelah dipertimbangkan semuanya, mereka yang tiada beriman / menolak tanda-tanda Allah akan berakhir sebagai orang yang rugi (Surah 39: 63 Kepunyaan-Nya semua kunci langit dan bumi; dan mereka yang mengingkari ayat-ayat (biāyāti) Allah, mereka itulah yang rugi). Kecuali seorang memilih untuk hidup dalam penipuan diri sama seperti banyak yang menyebut diri mereka orang beriman lebih memilih untuk melakukannya, Anda harus cepat sadar kembali  dan memperbaiki tingkah laku Anda dengan cara pertobatan; untuk benar-benar mencari pengampunan Allah dan memohon kepada-Nya untuk memulihkan penglihatan dan pendengaran batiniah Anda dan mengubah hati  Anda untuk benar-benar tunduk kepada-Nya sebagai Muslim. Allah, Maha Pengasih adalah Maha Pengampun terhadap hati yang bertobat. Surah 2: 160 Kecuali mereka yang bertobat dan memperbaiki diri serta secara terbuka menyatakan (kebenaran) itu; maka Aku menerima tobat mereka dan Akulah Maha Penerima tobat, Maha Pengasih. Bahkan buku Taurat ada menyebut di Yehezkiel 36: 26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Bersambung……..

_______________________________________________________________________________

Catatan:

  1. Semua ayat Al-Quran bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.
  2. Semua ayat Taurat dan Injil  bersumber dari  Terjemahan Baru (Indonesia) (ITB), dengan ucapan terima kasih.
178 Total Views 1 Views Today