Nuh

posted in: Penelitian Kitab Suci | 0

Siapa yang bersedia pergi untuk saya, siapa yang bisa saya mengutus?

Penulis: Sophia

Di zaman Nuh, Allah SWT telah menunggu selama 120 tahun bagi orang-orang untuk bertobat; akhirnya, hanya beberapa orang yang mengikuti Nuh yang bisa diselamatkan. Sekarang – usia kita, dari zaman nabi Isa, Allah SWT telah dengan sabar menunggu kita selama lebih dari dua ribu tahun; berapa banyak orang yang akan diselamatkan? Sekarang, jika karena dosa keji manusia Allah SWT ingin melakukan penghakiman lagi, apakah Anda akan menjadi salah satu dari beberapa orang yang akan diselamatkan seperti di zaman Nuh? Apakah Tuhan memilih Anda untuk menjadi Nuh zaman ini untuk membangun bahtera?

Kenapa Tuhan memberikan Nuh misi membangun bahtera?

Silahkan lihat pada ayat-ayat ini dalam Al-Quran:

Surah 11: 25-27 25 Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan pesan): “Aku datang kepadamu dengan peringatan yang jelas.”  26 Supaya tidak menyembah selain kepada Allah; aku khawatir azab akan menimpamu pada hari yang sungguh pedih. 27 Tetapi pemimpin-pemimpin kafir dari kaumnya berkata: “Tidak lebih kami melihatmu hanya seorang manusia seperti kami, dan kami lihat kau hanya diikuti oleh orang-orang hina di antara kami, berpandangan picik; kami lihat tak ada jasa kamu kepada kami; bahkan kami berpendapat kamu pendusta.”

  1. Kitab suci mengatakan bahwa Nuh memiliki beberapa karakteristik: terus terang, jujur dan takut akan Allah SWT.

Orang-orang di sekitarnya juga memiliki beberapa karakteristik:

 -Mereka tidak menganggap dia sebagai seorang nabi, tapi mereka menganggap dia sebagai seorang manusia yang sangat biasa.

 -Orang-orang yang mengejek dia menempatkannya dalam kategori yang sama sebagai orang rendahan, dan bahkan mengatakan bahwa dia pendusta.

Namun, tak peduli bagaimana kerabat sendiri dan tetangga berkomentar tentang dia, memusuhi dia, Nuh masih akan jujur memberitakan wahyu yang diterima dari Tuhan. Persis karena takut akan Tuhan, dia berani mengatakan kebenaran dalam apa jua keadaan. Apakah Anda seorang berani dalam menyuarakan kebenaran?

Dalam Al-Quran, ada sebuah surah dinamai Nuh -Surah 71

 Surah 71: 5-9 5 Dia berkata: “Tuhanku! Aku sudah mengajak kaumku siang dan malam . 6 Tetapi ajakanku hanya membuat mereka bertambah jauh (dari kebenaran). 7  Dan setiap waktu aku mengajak mereka supaya Engkau memberi ampunan, mereka mencocokkan jari-jari di telinga, dan menutup badan dengan pakaian mereka, mereka tetap bersikukuh dan sangat menyombongkan diri. 8 Kemudian aku mengajak mereka dengan suara keras;  9  Lalu aku mengumumkan kepada mereka di depan umum, dan secara pribadi dengan diam-diam.”

 2.    Ajakan Nuh

Beginilah cara Nuh memperlakukan kaumnya yang memusuhi dan mengejek, menghina dan memfitnah dia:

Nuh terus mengajak  – ajakan saya – setiap kali saya mengajak – mengajak dengan suara keras – secara terbuka memberi bimbingan pengajaran – menasihati secara pribadi.

3.   Kebenaran dari Nabi Isa

<Injil> Matius 5: 38-44 38  Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.  39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.  40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.  41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.  42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.  43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.  44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Bagaimana Anda memperlakukan orang-orang yang menentang Anda, menghina Anda? Apa yang akan menjadi sikap Anda? Bagaimana Anda menanggapi kata-kata ceroboh orang lain yang mencemooh Anda? Inilah kata-kata Kitab Suci dari Nabi Isa; ia telah digunakan oleh orang modern sebagai alat untuk menyerang, tapi ini persis merupakan alat yang Allah SWT senang dengan, juga apa yang Nuh telah mempraktekkan.

Berapa lama kegigihan Nuh dalam melakukan ini?

<Taurat> Kejadian 6:3  Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”

Bukan hanya bertahan untuk satu atau dua hari, satu atau dua tahun, Nuh telah mengalami penolakan selama 120 tahun. Kita mungkin menghadapi banyak rintangan dan serangan dalam hidup keseharian kita, kita harus bertanya: kita mengalami kegagalan dan kekalahan karena berpegang teguh pada kebenaran, atau itu adalah karena kebobrokan hidup kita sendiri? Orang yang menjaga kebenaran akan menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya, karena zaman sekarang adalah jahat dan tidak setia, kita terlibat dalam perang tak terlihat, dan kemenangan dari perang ini tidak dimenangkan dengan menggunakan senjata maupun kuasa daging, tetapi adalah kemauan keras untuk mencapai dengan sifat yang sama seperti Allah SWT sebagai yang maha pemurah dan maha pengasih dan dengan berpegang teguh pada kebenaran sampai akhir. Jika tidak ada belas kasihan dalam hidup Anda, jika Anda tidak memahami apa artinya mengasihi musuh Anda, jika Anda bukan orang yang mencintai dan mempraktekkan kebenaran, maka Anda tentu saja akan sama seperti kaum Nuh, menjadi seorang yang melawan kebenaran dan memusuhi mereka yang mempraktekkan kebenaran.

Kenapa Nuh bisa berpegang teguh pada misi?

Pada generasi itu, dunia rusak di hadapan Allah SWT, bumi dipenuhi dengan kekerasan. Ketika manusia berbuat dosa dan melakukan kejahatan di mana-mana pada ketika itu, Nuh mampu menjaga kedua tangannya bersih dan menyimpan hati yang murni, tidak terkontaminasi. Dia harus menanggung banyak cemoohan, sinisme dan tidak mendapat pemahaman dari orang lain, dan bahkan kehilangan banyak manfaat. Banyak di antara kita tidak bisa tahan ketika orang lain gagal untuk memahami kita dan memperolok-olokkan kita, tidak tahan kehilangan manfaat, mungkin juga hanya berkompromi karena semua orang adalah seperti ini. Dalam generasi di mana setiap orang mengerjakan kejahatan, orang yang benar, seseorang yang mengejar Tuhan adalah orang yang kesepian. Tidak seorang pun memahami  dia, tidak ada yang setuju dengan dia karena semua orang melakukan dosa, semua orang berjalan di jalan yang sama kecuali orang yang mengikuti cara hidup yang menyenangkan Allah SWT, untuk menjalani kehidupan suci.

Tidak ada yang suka kesepian, kita ingin memiliki teman, ditemani oleh orang yang memahami kita, jika tidak itu adalah sangat menyiksa. Dalam Periode Negara Perang di Cina kuno, ada tokoh terkenal bernama Qu Yuan. Dia adalah seorang sarjana dari negara Chu. Ketika dia melihat korupsi pegawai-pegawai istana, kehancuran masyarakat Chu, dia berulang kali menyarankan Kaisar Huai dari Chu untuk memperbaiki dan mengatur hukum dan disiplin istana kekaisaran, untuk menegakkan tata pemerintahan yang baik, kalau tidak seluruh negara akan ditundukkan . Nasihat yang baik selalu menyakiti telinga. Kaisar Huai tidak hanya menolak untuk mendengarkannya, dia membencinya. Semua yang lain tertawa mendengar dia, mendorongnya ke samping. Di bawah keadaan kesepian yang ekstrim, dia berkata: “Semua orang mabuk tapi saya terjaga”, dan kemudian dia menenggelamkan dirinya di sungai. Dia tidak ingin mengikuti kerumunan dan tidak rela menanggung kesepian seperti ini, maka dia memilih untuk bunuh diri. Sampai sekarang, setiap hari kelima bulan kelima dari penanggalan Imlek Cina – Perayaan Perahu Naga adalah untuk memperingati Qu Yuan, orang yang berbeda dan benar.

Masalah umum dengan manusia adalah tidak mampu untuk setia sampai akhir. Kita selalu sangat intens dalam segala sesuatu yang kita lakukan pada awalnya, tetapi setelah seketika, ia akan dingin.  Kita tidak bisa bertahan meskipun hanya beberapa dekade, tetapi Nuh telah bertahan selama 500 tahun. (Lihat Taurat – Kejadian 5:32) Setelah 500 tahun, Allah SWT campur tangan. Oleh karena itu, kita berbeda dari Qu Yuan, kita punya harapan karena kita memiliki  Allah SWT.

Nuh bertahan 500 tahun yang sangat lama dan sepi. Itu adalah 500 tahun kekudusan and kesetiaan; dia setia menjalani kehidupan yang menyenangkan Allah SWT, tidak mengikuti orang di sekitarnya dalam melakukan dosa.  Karena ini, Tuhan ingat padanya, menggunakan dia, dan memberikan kepadanya misi membangun bahtera – satu proyek yang cukup besar. Selalu saja merupakan prinsip Kitab Suci: hanya mereka yang setia dalam perkara-perkara kecil, Tuhan akan memberikan kepada mereka perkara-perkara besar.

<Injil> Lukas 16: 10-13 10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.  11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?  12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?  13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Seribu mil dimulai dengan langkah singkat. Jangan berpikir bahwa adalah baik-baik saja mengambil hal-hal dengan enteng di hari normal, dan kita bisa bersinar untuk Tuhan di saat-saat penting. Ini tidak mungkin. Dalam kehidupan keseharian kita, ketika berhadapan dengan hal-hal sepele, jika kita tidak mengikuti jalan Tuhan dan menjalani kehidupan yang menyenangkan Dia, maka janganlah berpikir kita akan melakukan hal yang besar dan bersinar terang bagi Allah. Bahkan, mengapa kita tidak dipakai oleh Allah SWT? Apakah karena kita cukup tidak setia bahkan dalam hal-hal kecil? Apakah karena dalam kehidupan keseharian kita, kita tidak setia menjalani kehidupan suci, kehidupan yang menyenangkan Tuhan?

Apakah pilihan Anda?

Arti nama Nuh adalah: beristirahat dalam damai dan dihibur. Terdapat dua jenis istirahat yang manusia bisa mendapatkan dari Tuhan:

Jenis yang pertama adalah istirahat Nuh: karena menjaga kekudusan dan kebenaran, seseorang mendapat untuk beristirahat – keselamatan.

Jenis yang kedua adalah istirahat orang jahat: seseorang melakukan dosa, dengan demikian tidak menyenangkan Tuhan dan menderita penghakiman – binasa.

Dengan kata lain, Anda baik seperti Nuh yang hidup sehari-hari dengan berjalan bersama Allah SWT seraya  Anda tinggal berpegang teguh pada kesucian, menghadapi sesuatu dengan keberanian, melanggar tradisi, atau seperti kaum Nuh yang mengikuti kerumunan secara membabi buta, di masa depan akan menghadapi penghakiman dan binasa. Ketika Anda tidak memilih untuk berjalan dengan Allah SWT, Anda pasti akan memiliki kesudahan yang sama dengan kaum Nuh, karena ini adalah kenyataan yang Dia berkata kepada kita lewat Kitab Suci.

<Injil> Matius 7: 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Anda mungkin sering menghadiri ibadah, berpuasa dan mengikuti pembelajaran, tapi Kitab Suci mengatakan itu tidak berguna meskipun jika Anda mengucap ‘Allah hu akbar, Allah hu akbar’ sepanjang hari. Di sini, nabi Isa menekankan, Anda bersedia untuk mengakui Allah SWT, bersedia untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, sudi diselamatkan, sangat baik! Namun, ini tidak mencukupi. Bagaimana kita bisa diselamatkan? Menaati kehendak Allah SWT – bebas dari dosa, tidak mengikuti orang banyak secara membabi buta, berpegang teguh pada hidup yang kudus dan rasa takut.

Kesimpulan: ajakan berlanjut: siapa yang bersedia pergi untuk saya, siapa yang bisa saya mengutus?

Allah SWT sedang mencari orang-orang yang Dia bisa mempercayakan dengan misi membangun bahtera, untuk menyelamatkan generasi yang jahat dan tidak setia. Kita harus ingat bahwa di zaman Nuh, mereka yang selamat adalah mereka yang berpartisipasi dalam pembangunan bahtera. Jika Anda bersedia untuk menjawab ajakan Allah SWT, maka mulai dari sekarang dan seterusnya, Anda harus mempersiapkan diri untuk menjadi seperti Nuh; setia sampai akhir untuk mencapai misi yang dipercayakan Allah SWT kepada Anda! Semoga Tuhan memberkati semua hamba-Nya yang berpegang teguh pada kebenaran!

______________________________________________________________________

Catatan:

  1. Semua ayat Al-Quran bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.
  2. Semua ayat  Alkitab bersumber dari  Terjemahan Baru (Indonesia) (ITB), dengan ucapan terima kasih.
279 Total Views 1 Views Today