Surah 4: 157 yang disalahpahami (1)

posted in: Penelitian Kitab Suci | 0

Penulis: Harris Abdullah

Apakah Al-Quran bertentangan dengan penyaliban Kristus (Al-Masih)  atau kematian Al-Masih seperti yang tertulis dalam Injil?

Surah 4: 157 Dan karena perkataan mereka: “Kami telah membunuh Isa Almasih putra Maryam, Utusan Allah” – padahal mereka tidak membunuhnya  dan tidak pula menyalibnya, tetapi demikianlah ditampakkan kepada mereka. Dan mereka  yang berselisih pendapat selalu dalam keraguan mengenai itu, tanpa didasari suatu pengetahuan selain dengan perkiraan saja, dan yang mereka bunuh tidak meyakinkan.

Menurut pendapat saya, Surah 4:157 telah dilihat dengan banyak  prasangka dan pandangan miring  tradisi. Ini dihasilkan banyak dari permusuhan historis yang ingin membuktikan sesuatu yang berlawanan dengan dasar pondasi iman orang Kristen dan tujuan dasarnya adalah untuk membatalkan Alkitab yang mereka miliki. Saya percaya bahwa Al-Quran adalah bagi semua orang untuk membaca karena mukjizatnya adalah untuk Alamin (alam semesta) yang mencakup semua orang yang diberi kitab. Jika seseorang mengambil penjelasan tradisional Surah 4:157, saya takut bahwa tujuan Al-Quran untuk semua Alamin tidak akan terpenuhi dengan penjelasan yang ada; ia telah menyebabkan keretakan besar di antara orang-orang yang diberi kitab yang tidak bisa didamaikan dengan satu sama lain. Allah adalah Allah yang teratur; Dia tidak menginginkan perpecahan antara umat-Nya. Ini adalah sesuatu yang penting dan saya mengusulkan agar kita memeriksa Surah 4:157 dengan teliti. Apakah akan ada cara lain untuk melihat Surah 4:157 dari penafsiran yang sudah ada yang kita miliki? Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan penerangan dan pemahaman yang tepat.

Adalah sangat penting bagi orang-orang yang memiliki iman untuk mengambil firman Allah yang diberikan kepada mereka secara serius tapi sayangnya banyak orang beriman, karena kekurangan pemahaman yang lebih baik, pikiran sempit, tradisi buruk, dll telah menimbulkan doktrin dan praktek-praktek yang salah. Apa yang saya ingin mengusulkan pada Surah 4:157 ini adalah kita melihat apa yang Abdullah Yusuf Ali atau karya tokoh ulama lain telah berkomentar, dan dari sini kita akan mengajukan beberapa pertanyaan pada metode deduksi dari komentar mereka apakah mereka cukup beralasan. Karya Abdullah Yusuf Ali ini memang sangat dihormati karena kontribusinya banyak pengartian yang baik untuk Al-Quran tapi dalam beberapa hal, saya harus merenungkan lebih mendalam atas dasar kesimpulannya. Prosedur dan metode adalah mudah, kita akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk komentar / pernyataan yang dibuat oleh para ulama dan mudah-mudahan, kita bisa mendapatkan hasil untuk jawaban seperti yang akan kita lihat kemudian.

Dalam Al-Quran, perlakuan semacam apa yang diterima oleh para nabi atau rasul Allah yang datang kepada umat-Nya?

Ketika kita melihat pada subyek nabi atau rasul Allah dalam Al-Quran dan juga dari kitab lainnya seperti Taurat dan Injil, ada cukup banyak tempat di dalam Al-Quran berulang kali menyebutkan bahwa sebagian besar rasul Allah /nabi Allah bertemu dengan penganiayaan dan bahkan dibunuh oleh orang-orang, misalnya Surah 2:61, 87; Surah 3:181.

Surah 2: 61 Dan ingatlah, kamu telah berkata: “Wahai Musa! Kami tak tahan hanya dengan satu macam makanan saja; maka berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami supaya diberikan kepada kami apa yang ditumbuhkan bumi, – sayur-mayur, mentimun, bawang putih, miju dan bawang merahnya. “Ia berkata: “Adakah hendak kamu ambil yang rendah sebagai ganti yang lebih baik? Turunlah kamu ke kota dan  kamu akan memperoleh apa yang kamu minta!”Mereka telah diliputi oleh kehinaan dan penderitaan; dan mereka berada dalam kemurkaan Allah. Demikian itu karena mereka mendustai ayat-ayat Allah dan membunuhi para nabi dengan tidak semestinya. Demikian itu karena membangkang dan mereka sudah melampaui batas.

Surah 2: 87 Kami telah memberikan Kitab kepada Musa dan sesudahnya Kami susulkan rasul-rasul dan Kami berikan kepada Isa anak Maryam bukti-bukti yang nyata dan Kami telah memperkuatnya dengan Rohulkudus. Adakah setiap datang seorang Rasul kepadamu dengan sesuatu yang tak sesuai dengan kehendak hatimu, kamu lalu menyombongkan diri? – yang sebagian telah kamu dustakan dan yang sebagian lagi kamu bunuh.

Surah 3: 181 Allah telah mendengar ucapan orang yang mengatakan bahwa Allah miskin dan kamilah yang kaya. Akan Kami catat segala yang mereka katakan serta (tindakan) mereka membunuh para nabi dengan tidak semestinya dan Kami berkata: “Rasakanlah azab panas yang membakar.”

Juga dari Injil, Isa Al-Masih telah berkata kepada para pengikut / orang percaya dalam Matius 05:10 “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,……” Lukas 21: 16 “…..beberapa orang di antara kamu akan dibunuh.”

Kita juga bisa melihat di dalam Al-Quran dan bertanya ini: “Apakah Nabi Muhammad berbicara tentang kematiannya di Al-Quran?” Dari Surah 3:144 kita membaca, “ Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya pun telah berlalu rasul-rasul. Apabila dia mati atau terbunuh kamu akan berbalik belakang? …….”

Jika kita melihat konteks dari Surah 3:143 sampai 3:145, kita bisa melihat bahwa ia adalah tentang kematian. Kalau kita menerima Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir dan sepanjang penalaran ini, kata-kata ‘hanyalah’ tidak dimaksudkan untuk menjadi kata-kata tidak sopan tapi hanya untuk mengatakan bahwa ia seperti orang lain manapun yang akan menghadapi kematian pada satu titik dalam hidupnya. Bagaimana pula dengan Isa Al-Masih? Adakah ayat yang berbicara tentang kematiannya dalam Al-Quran? Kita bisa membaca itu dalam Surah 19:33 tentang Isa Al-Masih katakan mengenai perjalanan hidupnya:

وَالسَّلاَمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

“Salam sejahtera bagiku, tatkala aku dilahirkan, tatkala aku mati dan tatkala aku dibangkitkan hidup kembali.”

Ayat berikut (Surah 19:34) menyebutkan bahwa ayat di atas adalah pernyataan yang benar:

ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ

Itulah Isa putra Maryam; suatu pernyataan yang benar, tentang dia yang mereka perselisihkan.

Beberapa pertanyaan pokok yang kita perlu mengajukan pada tahap pertama penelitian ini:

i)  Apa bukti-bukti pendukung yang digunakan oleh Abdullah Yusuf Ali dalam teks dan komentarnya atas Surah 4:157?

ii) Mungkinkah bukti-bukti tersebut benar-benar mendukung Surah 4:157 yang menyebutkan Isa Al-Masih tidak disalibkan dan mati?

iii) Jika Al-Quran akan mendasarkan pada bukti-bukti ini, apakah ini mempunyai implikasi positif atau negatif terhadap Al-Quran?

Pada tahap kedua penelitian ini, saya akan mengusulkan kita membaca konteks Surah 4:157 dari Surah 4:153 dan mengajukan beberapa pertanyaan dasar penting:

iv) Siapakah pelaku yang disebut dari Surah 4:153 hingga 4:157?

v) Apakah pelaku yang disebut di sini menyalibkan / membunuh Isa Al-Masih?

vi) Jika mereka tidak, apakah pihak lain bisa / diizinkan untuk menyalibkan / membunuh Al-Masih?

Pada tahap ketiga penelitian ini, saya akan mengusulkan untuk melihat kata شُبِّهَ ‘ditampakkan’:

vii)  Mungkinkah شُبِّهَ dipahami hanya sebagai pengganti, ilusi atau penampilan?

viii) Jika itu berarti ‘pengganti’ / membuat ilusi / penampilan, apakah ini melibatkan sesuatu yang lebih serius tentang Tuhan dan bahkan tentang kita?

ix)  Mungkinkah شُبِّهَ lebih dimaksudkan untuk menyerupai sesuatu yang lain selain mengacu pada ‘orang’ dalam konteks ini?

Pada tahap keempat dari penelitian ini yang juga merupakan bagian penting dari keseluruhan penelitian, marilah kita lihat pada firman Allah untuk melihat apakah ada bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan bahwa Isa Al-Masih disalibkan. Toh, apa yang lebih penting daripada firman Allah, untuk memungkinkan Kitab Suci untuk mengungkapkan kebenaran kepada kita karena hanya Kitab Suci membawa kebenaran. Ini berarti kita akan melihat pada

x)  Taurat – adakah indikasi tentang kedatangan dan kematian / penderitaan / penyaliban Al-Masih?

xi) Injil – apakah ada catatan-catatan yang kukuh yang membuktikan kematian/ penyaliban Isa Al-Masih.

xii) Al-Quran – pernyataan Isa Al-Masih sendiri tentang kematiannya.

Saya berharap para pembaca yang kami kasihi akan memiliki hati yang terbuka dan mata cerdas untuk memungkinkan firman Allah untuk berbicara kepada Anda. Kami berharap untuk melanjutkan penelitian kami lain kali.

_______________________________________________________________________

Catatan:

  1. Semua ayat Al-Quran bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.
  2. Semua ayat  Injil bersumber dari  Terjemahan Baru (Indonesia) (ITB), dengan ucapan terima kasih.
186 Total Views 2 Views Today