Penulis: Harris Abdullah
Pada bagian kedua dari topik ini, kita melihat bahwa Isa Al-Masih mengutuk keras para ahli Taurat dan orang Farisi sebagai orang munafik yang secara lahiriah muncul benar tapi dalam hati penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Kita memahami bahwa nabi Isa berbicara tentang sifat sejati mereka; bahwa mereka berbagi sifat atau karakteristik-karakteristik dan nilai-nilai yang sama dengan Iblis – penuh kemunafikan dan hati yang terikat dosa.Nasib mereka adalah neraka! Betapa menyedihkan itu bagi orang-orang yang telah menghabiskan seluruh hidup mereka menuruti semua persyaratan agama dan pada hari perhitungan, mereka diberitahu bahwa mereka mempunyai masalah dengan hati mereka. Kami ingin menekankan bahwa kami tidak mengatakan bahwa semua orang religius memiliki masalah yang sama seperti ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.Tujuan kami adalah untuk menyoroti masalah dengan orang-orang yang hanya peduli dengan kepatuhan eksternal hukum tapi secara batiniah, hati masih belum berubah dan penuh dengan niat berdosa. Entah kenapa, ada pemisahan antara perilaku lahiriah (yang muncul benar) dan kondisi batiniah (penuh kedurhakaan). Apakah ini menyampaikan kepada kita pesan bahwa tindakan penyucian batin (hati) dari dosa memerlukan semacam tindakan drastis, mutlak yang hanya Allah sendiri bisa lakukan untuk kita? Entah kenapa, tidak ada jalan keluar sedemikian rupa kita tidak bisa menggunakan perbuatan eksternal shalat, puasa dan pekerjaan baik untuk menutupi dosa hati.
Bahkan Al-Quran menyebut tentang masalah kemunafikan dalam ayat-ayat berikut:
Surah 4: 140, 142, 143, 145 140Ia sudah mewahyukan kepada kamu dalam Kitab bahwa bila kamu mendengar orang mengingkari dan memperolok ayat-ayat Allah, janganlah kamu duduk-duduk dengan mereka, sebelum mereka beralih kepada pembicaraan lain. Jika tidak kamu sama dengan mereka. Allah akan menghimpun kaum munafik dan kaum kafir semua dalam neraka. 142Kaum munafik hendak menipu Allah dan Ia membalas tipuan mereka. Bila mereka sudah berdiri hendak mengerjakan salat, mereka berdiri malas-malas; hanya supaya dilihat orang dan hanya sedikit mengingat Allah. 143Mereka terkatung-katung di antara itu, tidak di kelompok sini juga tidak di kelompok sana. Dan barang siapa dibiarkan oleh Allah dalam kesesatan, tidak akan kaudapati baginya jalan keluar. 145Kaum munafik berada dalam lembah terbawah dalam neraka dan engkau tak akan mendapatkan seorang penolong bagi mereka.
Al-Quran menggema dengan Injil sehubungan dengan orang-orang munafik; mereka akan berakhir di neraka. Orang-orang munafik berpikir mereka bisa menipu Allah. Kata يُخَادِعُونَ di sini berarti ‘berupaya/berusaha untuk menipu’. Mereka berusaha untuk menipu Allah tetapi Allah yang menipu mereka.Mereka berpikir mereka bisa berpura-pura sebagai religius seperti berdiri untuk berdoa untuk dilihat oleh orang tetapi Allah mengetahui hati mereka.Tidak ada keteguhan iman dalam mereka karena pikiran mereka terkatung-katung (goyah).Jadi, orang-orang munafik hanya bisa berusaha untuk menipu dengan berpura-pura untuk menutupi kejahatan mereka.
Surah 9: 67, 68 67Kaum munafik, laki-laki dan perempuan, (mempunyai saling pengertian) satu dengan yang lain; mereka menganjurkan yang mungkar, dan melarang yang makruf; dan mereka menggengam tangan, mereka sudah melupakan Allah; dan Dia pun melupakan mereka. Golongan orang munafik, mereka itulah golongan orang fasik. 68Allah menjanjikan kepada orang munafik, laki-laki dan perempuan, dan kepada orang kafir, api jahanam; mereka di sana selama-lamanya; cukuplah itu buat mereka; dan Allah melaknat mereka, dan untuk mereka azab yang kekal.
Orang-orang munafik telah melupakan Allah, seperti tertulis dalam Surah 4: 142, mereka hanya mengingat Allah sedikit. Ini berarti Allah bukanlah pusat kesetiaan mereka.Mengingat peringatan keras dari kitab-kitab Injil dan Al-Quran mengenai kemunafikan, perkara ini tidak boleh dianggap enteng. Mereka yang mengklaim telah menyerah kepada Allah harus terus-menerus bertanya pada diri sendiri apakah mereka telah menyerahkan hati mereka kepada Allah supaya tidak berakhir sebagai munafik tanpa disadari.Kemurnian hati tidak mudah dicapai karena itu berarti setiap niat, motif dari hati adalah cenderung ke arah kemurnian, bebas dari kejahatan. Kebodohan manusia adalah berpikir mereka mampu menyembunyikan niat jahat dari hati mereka, lupa bahwa Allah adalah Maha Mengetahui.
Mari kita kembali ke persoalan dosa. Pernahkah Anda mempertimbangkan pertanyaan: Pertama-tama, kenapa orang melakukan dosa? Di manakah platform bagi dosa untuk bekerja dalam rangka untuk mempengaruhi manusia dari Allah?
Surah 7: 26, 27 Hai anak-anak Adam! Kami telah menyediakan pakaian bagi kamu untuk menutupi aurat dan sebagai perhiasan kamu. Tetapi pakaian berupa ketakwaan itulah yang lebih baik. Demikianlah di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, supaya mereka terima sebagai peringatan. Hai anak-anak Adam! Janganlah biarkan Setan menggoda kamu seperti perbuatannya mengeluarkan ibu-bapamu dari surga, dengan menanggalkan pakaian supaya mereka memperlihatkan aurat. Ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat dan kamu tak dapat melihat mereka. Kami jadikan setan-setan sekutu mereka yang tak beriman.
Ketika Adam dan Hawa berdosa, seolah-olah daging mereka telah terjaga (QS. 7:26, 20:121). Sebelum mereka berdosa, mereka telah ditutupi oleh pakaian berupa ketakwaan dari Allah; kini pakaian dari Allah telah ditanggalkan dan membeberkan daging mereka. Setelah itu, daging menyadari rasa malu dan rentan terhadap godaan dosa. Konsekuensi dari ini, kita bisa katakan adalah bahwa manusia kini tunduk kepada daging. Mengapa Allah / Yahweh mengizinkan ini? Apa saja niat?
Surah 4: 27, 28 Allah hendak menerima tobatmu. Dan mereka yang memperturutkan hawa nafsu menghendaki kamu menyimpang (dari kebenaran) – sejauh-jauhnya. Allah hendak memberikan keringanan kepada kamu, karena manusia diciptakan dalam kodrat yang lemah.
Manusia diciptakan lemah dalam kodrat. Hawa nafsu manusia bekerja dengan cara melalui daging menyebabkan manusia untuk menyerah pada godaan dan dengan demikian berdosa. Dengan kata lain, daging adalah platform bagi dosa untuk bekerja dalam rangka untuk mempengaruhi manusia dari Allah. Sebelumnya kita melihat bahwa hanya beberapa akan bertahan serangan dari Iblis, yang berarti apakah Anda mengaku percaya atau tidak, jika Anda menyerah pada hawa nafsu Anda (keinginan sia-sia), Anda akan tersesat. Tak perlu dikatakan, mereka yang tidak memiliki iman akan menjadi yang pertama untuk jatuh karena Allah jadikan setan-setan sekutu mereka yang tidak beriman (QS 7: 27). Jadi, apakah harapan bagi orang-orang beriman untuk diselamatkan di hari kiamat karena daging diciptakan lemah dan bisa dengan mudah menyerah pada godaan dosa?
Ketika dosa terus bertambah banyak ke tingkat ekstrim, Allah memutuskan untuk menghapus umat manusia pada zaman Nuh. Allah tidak menghapus umat manusia dalam sebuah kejadian tapi Dia mengutus Nuh untuk memperingatkan orang-orang untuk bertobat sebelum Dia mengirim air bah. Itulah belas kasihan Allah / Yahweh.
Surah 7:59 Kami mengutus Nuh kepada kaumnya; ia berkata: “Hai kaumku! Sembahlah Allah! Kenapa kamu mengambil sembahan selain Dia? Aku khawatir kamu akan mendapat azab pada suatu hari yang dahsyat.” (juga Surah 23: 23)
Surah 29: 14 Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan ia tinggal bersama mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun; kemudian banjir besar melanda mereka sementara mereka (tetap) berlaku zalim.
Rincian terperinci tentang Nuh dan banjir ditemukan dalam kitab Taurat dalam buku Kejadian.
Kejadian 6:5-8 5 ¶ Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 7 Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” 8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Kejadian 7:4-6 4 Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.” 5 Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya. 6 ¶ Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.
Kejadian 7:23 23 Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
Kejadian 9: 28, 29 28 Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. 29 Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.
Allah sangat sedih oleh tingkat kejahatan manusia pada zaman Nuh dan memutuskan untuk menghapus kejahatan dari muka bumi dengan mengirimkan banjir besar. Nuh diselamatkan bersama-sama dengan keluarganya karena ia adalah orang yang benar. Kita tidak tahu berapa banyak orang tewas dalam banjir tapi memikirkan hanya 8 orang dalam bahtera diselamatkan (Nuh dan keluarganya – Kejadian 7: 13) kita tidak bisa tidak berpikir tentang apa yang dikatakan Iblis kepada Allah “…..Sekiranya Engkau memberi waktu kepadaku sampai hari kiamat; pasti akan kupengaruhi keturunannya-kecuali beberapa orang!”(Surah 17:62).Sesungguhnya, manusia terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya sebagai akibat dari Iblis berhasil mempengaruhi mereka sehingga membangkitkan murka Allah atas mereka. Namun, Allah penuh belas kasihan dan menginginkan umat manusia untuk memenuhi bumi lagi seperti di Kejadian 9: 1 ¶ Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.Tentu saja, jika kita ingin menganggap ini untuk hanya berarti perbanyakan fisik harfiah umat manusia, maka akan menjadi kontradiksi dengan tindakan Allah menghancurkan umat manusia dalam air bah pada awalnya. ‘Beranak cucu dan bertambah banyak’ di sini sebetulnya berarti dari segi sebuah generasi baru umat manusia dengan kualitas kebenaran yang memiliki iman / benar-benar tunduk kepada Allah.Pakaian berupa ketakwaan telah ditanggalkan dari Adam dan Hawa karena mereka gagal untuk percaya, mereka tidak memiliki iman; ketika mereka tidak memiliki iman mereka tidak menaati Allah. Ini tidak hanya berlaku untuk Adam dan Hawa saja, tetapi juga bagi mereka yang tidak memiliki iman pada Allah.
Dalam Al-Quran, kata baik/kebaikan/ketakwaan/bertakwa/benar/saleh dalam kebanyakan kasus muncul bersama-sama dengan kata beriman/iman/yakin seperti dalam Surah-surah 2: 62, 2:82, 2:177, 2:277, 3:57, 4:122, 4:124, 4:173, 5:9, 5:69, 5:93; 7:42, 10:4, 10:9; 11:23, 12:57, 13:29, 14:23, 16:97, 17:9,18:30, 18:88; 19:60, 19:96, 20:112, 21:94, 22:50, 26:227, 27:53, 28:67, 28:80, 29:58, 30:45, 32:12, 34:4, 34:37, 38:24, 38:28, 40:58, 41:8, 41:18, 42:26, 45:21, 45:30, 47:2, 47:12, 48:29, 49:7, 52:17-21, 58:9, 64:9, 65:11, 66:4, 84:25, 85:11, 95:6, 98:7, 103:3. Jenis kepercayaan dalam kitab-kitab suci (Taurat, Injil dan Al- Quran) selalu bersama iman sejati yang mengejar kebaikan /kebenaran Allah (bukan kebenaran diri sendiri). Ini selaras dengan kata-kata kitab Taurat di Habakuk 2: 4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Yang sama diulangi dalam kitab Injil dalam Roma 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” Kita juga bisa membaca ini dalam Galatia 3:11, Ibrani 10:38 dan Ibrani 11: 4.
Definisi Allah akan kebenaran bisa ditemukan dalam Surah 2: 177
Surah 2:177 Kebaikan itu bukanlah karena menghadapkan muka ke timur atau ke barat; tetapi kebaikan ialah karena beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan para malaikat, dan Kitab, dan para nabi . Memberikan harta benda atas dasar cinta kepada-Nya, kepada para kerabat, kepada anak yatim, kepada fakir miskin, kepada orang dalam perjalanan, kepada mereka yang meminta, dan untuk menebus budak-budak; lalu mendirikan salat dan membayar zakat; memenuhi janji bila membuat perjanjian, dan mereka yang tabah, dalam penderitaan dan kesengsaraan, dan dalam suasana kacau. Mereka itulah orang yang benar, dan mereka itu yang bertakwa.
Sesungguhnya Allah menginginkan umat manusia untuk mengatasi dosa atau kejahatan. Dalam Surah 5: 93, Al-Quran menekankan 3 kali dalam ayat yang sama bahwa orang beriman harus menjaga diri.
Surah 5: 93 Bagi mereka yang beriman dan berbuat baik tiada berdosa atas apa yang mereka makan (waktu lalu), selama mereka menjaga diri dan beriman dan berbuat segala amal kebaikan, kemudian menjaga diri dan beriman, kemudian sekali lagi menjaga diri dan berbuat baik. Allah mencintai orang yang berbuat amal kebaikan.
Teks bahasa Arab اتَّقَواْ untuk ‘menjaga diri’ memiliki arti ‘takut’. Hanya mereka yang takut akan Allah (bertaqwa), percaya kepada-Nya dan mengerjakan amal kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam Surah 2: 177 bisa menjaga diri (dari kejahatan). Namun, kita tahu dari semua kitab suci bahwa manusia terus berbuat dosa setelah zaman Nuh dan hanya beberapa menonjol di antara kerumunan yang dianggap benar seperti Ibrahim dan para nabi yang memanggil orang-orang untuk bertobat terutama kepada bangsa Israil. Oleh karena Allah telah berjanji bahwa Dia tidak akan mengirim banjir besar lain untuk menghapus umat manusia, Allah harus memberikan kesempatan bagi umat manusia untuk menebus dosa-dosa dengan mengingat Dia adalah Allah yang Maha Kudus.Dalam kitab Taurat kita bisa membaca hukum yang rinci dan rumit berkaitan dengan korban persembahan khususnya korban untuk penebusan dosa. Kita harus ingat Allah sendiri yang melembagakan sistem pengorbanan di antara Bani Israil. Ini adalah institusi Ilahi karena tidak berasal dari manusia. Bahkan praktek korban dalam tradisi Muslim kita yang dikatakan sebagai berasal dari nenek moyang Ibrahim mengorbankan anaknya, tapi ada maksud dan arti lain dari praktek tersebut yang asal adalah dari warisan Yahudi. Oleh karena itu, bahasa dan gagasan korban persembahan meliputi seluruh kitab suci. Sistem pengorbanan mencakup banyak aspek, tapi untuk tujuan kita, kita akan fokus pada korban bagi penebusan dosa yang berasal dari kitab Taurat dan dengan demikian perlunya untuk melihat kitab Taurat karena perkara yang sama tidak diuraikan dalam Al-Quran. Karena Al- Quran membenarkan dan memperkuat kitab-kitab suci sebelumnya yaitu Taurat dan Injil sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran sendiri dalam Surah 2:41, 2:91, 2:97, 3:3, 4:47, 5:48, 35:31, 6:92, 2:89, 2:101, 3:81, 46:12, 10:37, 12:111 (14 kali),tidak ada rasa takut untuk membaca kitab-kitab suci ini karena Allah sendiri akan menjaga kebenaran-Nya sebagaimana disebutkan dalam Surah 6:115 yang memberi kita jaminan dalam kata-kata berikut: Maka sempurnalah firman Tuhanmu dengan benar dan adil; tak ada yang dapat mengubah firman-firman-Nya. Dialah Maha Mendengar, Mahatahu. Meskipun hukum-hukum ini tidak diterapkan kepada kita sekarang disebabkan alasan-alasan yang kita tidak mampu untuk mencakupi di sini karena akan memakan waktu untuk menjelaskan, adalah sangat penting untuk memahami hati dan pikiran Allah dalam berurusan dengan hal-hal penting perihal manusia di masa lalu dan bagaimana hal-hal ini telah berkembang seiring waktu dan sadar akan relevansinya terhadap kehidupan kita sekarang.
Mari kita membaca perikop-perikop berikut diambil dari kitab Taurat tentang korban penghapus dosa dan korban penebus salah untuk penebusan dosa.
Imamat 4:1-7 ¶ TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang dilarang TUHAN dan ia memang melakukan salah satu dari padanya, 3 maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang diurapi, sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN karena dosa yang telah diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tidak bercela sebagai korban penghapus dosa. 4 Ia harus membawa lembu itu ke pintu Kemah Pertemuan, ke hadapan TUHAN, lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala lembu itu, dan menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN. 5 Imam yang diurapi itu harus mengambil sebagian dari darah lembu itu, lalu membawanya ke dalam Kemah Pertemuan. 6 Imam harus mencelupkan jarinya ke dalam darah itu, dan memercikkan sedikit dari darah itu, tujuh kali di hadapan TUHAN, di depan tabir penyekat tempat kudus. 7 Kemudian imam itu harus membubuh sedikit dari darah itu pada tanduk-tanduk mezbah pembakaran ukupan dari wangi-wangian, yang ada di hadapan TUHAN di dalam Kemah Pertemuan, dan semua darah selebihnya harus dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah korban bakaran yang di depan pintu Kemah Pertemuan.
Imamat 4:13-15, 20 13 ¶ Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu segenap umat Israel, dan jemaah tidak menyadarinya, sehingga mereka melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, dan mereka bersalah, 14 maka apabila dosa yang diperbuat mereka itu ketahuan, haruslah jemaah itu mempersembahkan seekor lembu jantan yang muda sebagai korban penghapus dosa. Lembu itu harus dibawa mereka ke depan Kemah Pertemuan. 15 Lalu para tua-tua umat itu harus meletakkan tangan mereka di atas kepala lembu jantan itu di hadapan TUHAN, dan lembu itu harus disembelih di hadapan TUHAN. 20 Beginilah harus diperbuatnya dengan lembu jantan itu: seperti yang diperbuatnya dengan lembu jantan korban penghapus dosa, demikianlah harus diperbuatnya dengan lembu itu. Dengan demikian imam itu mengadakan pendamaian bagi mereka, sehingga mereka menerima pengampunan. Imamat 4:22-24, 26 22 ¶ Jikalau yang berbuat dosa itu seorang pemuka yang tidak dengan sengaja melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, Allahnya, sehingga ia bersalah, 23 maka jikalau dosa yang telah diperbuatnya itu diberitahukan kepadanya, haruslah ia membawa sebagai persembahannya seekor kambing jantan yang tidak bercela. 24 Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala kambing itu dan menyembelihnya di tempat yang biasa orang menyembelih korban bakaran di hadapan TUHAN; itulah korban penghapus dosa. 26 ….Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosanya, sehingga ia menerima pengampunan. Imamat 4:27-31 27 ¶ Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu seorang dari rakyat jelata, dan ia melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, sehingga ia bersalah, 28 maka jikalau dosa yang telah diperbuatnya itu diberitahukan kepadanya, haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosa yang telah diperbuatnya itu seekor kambing betina yang tidak bercela. 29 Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran. 30 Kemudian imam harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah korban itu, lalu membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah selebihnya haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah. 31….Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan. Imamat 4:32 – 35 32 ¶ Jika ia membawa seekor domba sebagai persembahannya menjadi korban penghapus dosa, haruslah ia membawa seekor betina yang tidak bercela. 33 Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa itu, dan menyembelihnya menjadi korban penghapus dosa di tempat yang biasa orang menyembelih korban bakaran. 34 Kemudian imam harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah korban penghapus dosa itu, lalu membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah selebihnya haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah. 35 …… Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosa yang telah diperbuatnya, sehingga ia menerima pengampunan.
Imamat 5:1 – 19 ¶ Apabila seseorang berbuat dosa, yakni jika ia mendengar seorang mengutuki, dan ia dapat naik saksi karena ia melihat atau mengetahuinya, tetapi ia tidak mau memberi keterangan, maka ia harus menanggung kesalahannya sendiri. 2 Atau bila seseorang kena kepada sesuatu yang najis, baik bangkai binatang liar yang najis, atau bangkai hewan yang najis, atau bangkai binatang yang mengeriap yang najis, tanpa menyadari hal itu, maka ia menjadi najis dan bersalah. 3 Atau apabila ia kena kepada kenajisan berasal dari manusia, dengan kenajisan apapun juga ia menjadi najis, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah. 4 Atau apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya hendak berbuat yang buruk atau yang baik, sumpah apapun juga yang diucapkan orang dengan teledor, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah dalam salah satu perkara itu. 5 Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu, 6 dan haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan salah karena dosa itu seekor betina dari domba atau kambing, menjadi korban penghapus dosa. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosanya. 7 ¶ Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan kambing atau domba, maka sebagai tebusan salah karena dosa yang telah diperbuatnya itu, haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang seekor lagi menjadi korban bakaran. 8 Haruslah ia membawanya kepada imam, dan imam itu haruslah lebih dahulu mempersembahkan burung untuk korban penghapus dosa itu. Dan haruslah ia memulas kepalanya pada pangkal tengkuknya, tetapi tidak sampai terpisah. 9 Sedikit dari darah korban penghapus dosa itu haruslah dipercikkannya ke dinding mezbah, tetapi darah selebihnya haruslah ditekan ke luar pada bagian bawah mezbah; itulah korban penghapus dosa. 10 Yang kedua haruslah diolahnya menjadi korban bakaran, sesuai dengan peraturan. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosa yang telah diperbuatnya, sehingga ia menerima pengampunan. 11 ¶ Tetapi jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, maka haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosanya itu sepersepuluh efa tepung yang terbaik menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruhnya minyak dan dibubuhnya kemenyan di atasnya, karena itulah korban penghapus dosa. 12 Lalu haruslah itu dibawanya kepada imam dan imam itu haruslah mengambil dari padanya segenggam sebagai bagian ingat-ingatannya, lalu membakarnya di atas mezbah di atas segala korban. 13 Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosanya dalam salah satu perkara itu, sehingga ia menerima pengampunan. Selebihnya adalah bagian imam, sama seperti korban sajian.” 14 ¶ TUHAN berfirman kepada Musa: 15 “Apabila seseorang berubah setia dan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal kudus yang dipersembahkan kepada TUHAN, maka haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan salahnya seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, dinilai menurut syikal perak, yakni menurut syikal kudus, menjadi korban penebus salah. 16 Hal kudus yang menyebabkan orang itu berdosa, haruslah dibayar gantinya dengan menambah seperlima, lalu menyerahkannya kepada imam. Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu dengan domba jantan korban penebus salah itu, sehingga ia menerima pengampunan. 17 ¶ Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. 18 Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan. 19 Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN.” Imamat 6:1-7 1 ¶ TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Apabila seseorang berbuat dosa dan berubah setia terhadap TUHAN, dan memungkiri terhadap sesamanya barang yang dipercayakan kepadanya, atau barang yang diserahkan kepadanya atau barang yang dirampasnya, atau apabila ia telah melakukan pemerasan atas sesamanya, 3 atau bila ia menemui barang hilang, dan memungkirinya, dan ia bersumpah dusta dalam perkara apapun yang diperbuat seseorang, sehingga ia berdosa 4 apabila dengan demikian ia berbuat dosa dan bersalah, maka haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu, 5 atau segala sesuatu yang dimungkirinya dengan bersumpah dusta. Haruslah ia membayar gantinya sepenuhnya dengan menambah seperlima; haruslah ia menyerahkannya kepada pemiliknya pada hari ia mempersembahkan korban penebus salahnya. 6 Sebagai korban penebus salahnya haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, menjadi korban penebus salah, dengan menyerahkannya kepada imam. 7 Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, sehingga ia menerima pengampunan atas perkara apapun yang diperbuatnya sehingga ia bersalah.”
Imamat 6:24-30 24 ¶ TUHAN berfirman kepada Musa, demikian: 25 “Katakanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban penghapus dosa. Di tempat korban bakaran disembelih, di situlah harus disembelih korban penghapus dosa di hadapan TUHAN. Itulah persembahan maha kudus. 26 Imam yang mempersembahkan korban penghapus dosa itulah yang harus memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus, di pelataran Kemah Pertemuan. 27 Setiap orang yang kena kepada daging korban itu menjadi kudus, dan bila darahnya ada yang tepercik kepada sesuatu pakaian, haruslah engkau mencuci pakaian itu di suatu tempat yang kudus. 28 Dan belanga tanah, tempat korban itu dimasak, haruslah dipecahkan, dan jikalau dimasak di dalam belanga tembaga, haruslah belanga itu digosok dan dibasuh dengan air. 29 Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; itulah persembahan maha kudus. 30 Tetapi setiap korban penghapus dosa, yang dari darahnya dibawa sebagian ke dalam Kemah Pertemuan untuk mengadakan pendamaian di dalam tempat kudus, janganlah dimakan, melainkan dibakar habis dengan api.”
Dari perikop-perikop di atas, kita bisa membuat rangkuman berikut:
- Hewan-hewan untuk korban penghapus dosa dan korban penebus salah misalnya domba, lembu, kambing adalah tidak bercela.
- Korban membutuhkan penumpahan darah.
- Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN (Yahweh), sehingga ia menerima pengampunan.
- Setiap orang yang kena kepada daging korban itu menjadi kudus.
Jika yang paling kudus Allah S.W.T. / Yahweh menganggap dosa sebagai soal serius di masa lampau dan mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan tidak sengaja masih mengharuskan pendamaian dengan korban, apa yang membuat kita berpikir bahwa Dia akan melihat enteng pada dosa sekarang?Jikalau Allah berubah sikap-Nya tentang dosa, maka neraka (yang muncul 108 kali dalam Al-Quran) yang dimaksudkan sebagai balasan atas orang-orang kafir, munafik dan orang-orang berdosa tidak dibutuhkan lagi. Bagaimana Allah akan membantu orang-orang beriman untuk memiliki kemenangan atas dosa? Kemenangan berarti peperangan dan kemenangan membutuhkan kekuatan.Hanya dengan profesi kepercayaan kepada Allah atau bahkan jika seseorang lahir di keluarga Muslim / Kristen / Yahudi tidak akan menjamin yang ia memiliki keselamatan karena Al-Quran tidak pernah berkata demikian, begitu juga dalam kitab-kitab Taurat dan Injil.Perlu diingat bahwa ada beberapa orang kafir memiliki moral yang lebih baik daripada umat Islam / Kristen / Yahudi dan ini tidak bisa disangkal. Di manakah kita bisa menemukan kekuatan terus-menerus untuk berperang melawan dosa dan daging?
________________________________________________________
Catatan:
- Semua ayat Al-Quran bersumber dari Teks, Terjemahan dan Tafsir Quran 30 Juz oleh Abdullah Yusuf Ali (Terjemahan bahasa Indonesia oleh Ali Audah), dengan ucapan terima kasih.
- Semua ayat Taurat dan Injil bersumber dari Terjemahan Baru (Indonesia) (ITB), dengan ucapan terima kasih.